Notification

×

Mimpi di Musim Hujan

Sabtu, 26 Oktober 2019 | 13.36 WIB | 0 Views Last Updated 2021-09-15T09:12:23Z

Derasnya hujan menjadi candu, alunannya menggema merasuk dalam sukma, dia memang bukan siapa-siapaku, dia hanya seseorang yang istimewa dalam mimpiku. Iya, dia abadi dalam mimpi-mimpi malamku setiap kali hujan turun bersama dinginnya suhu, aku memanggil teman satu kamarku sembari mengucek mataku, rupanya dia sudah hafal tabiatku akhir-akhir ini.

“Rin..”
“Kamu ngimpiin dia lagi?”
“iya.”
“Mimpi yang sama?”
“Kali ini beda Rin.”

Suara petikan gitar yang dimainkan jemarinya selalu membuat senyum simpul dibibirku bersama mendung dipagi hari, tidak terlalu indah iramanya, kucermati dia memang belum terlalu lihai tentang anak kunci gitar. Namun yang kudengar, dia memiliki suara yang indah. Lagu dari Fiersa Besari yang berjudul Bukan Lagu Valentine menjadi melodi terindah ketika sosoknya datang dalam setiap bunga tidurku. Tapi, malam ini dia datang dengan lagu yang berbeda, dan mengubah senyum simpul itu menjadi pilu.

“dia nyanyiin lagu Demi Cinta dari Kerispatih”
“itukan lagu tentang perpisahan vell”
“Iya, kamu benar”

Aku juga tidak pernah tahu, mulai dari sisi mana kekaguman itu ada, disela mimpi-mimpi itu datang dari bulan Januari kemarin sampai sekarang pertengahan Maret. Sebelum mimpi pagi ini datang, aku sudah takut dulu karena musim hujan akan segera habis memakan semua mimpi-mimpiku.

Badan Eksekutif Mahasiswa, ya disitulah kami bertemu. Tidak ada orang yang tau tentang mimpi disetiap malamku kecuali Rini teman satu kamar kos ku. Tidak ada hubungan yang jelas antara aku dan Tirya, hanya sebatas teman memang, komunikasi gadget pun sekedar seorang ketua BEM dan sekretaris saja, tidak lebih. Disiplin adalah kunci hidupnya, saat semua orang mengejek nya dengan sebutan orang yang terlalu spanneng malah aku dibuat heran.

"Aku heran sama kak Tirya, disaat anggota BEM lain santai dan lebih mementingkan kongkow di cafe sama temen-temen, kakak malah nungguin mereka 1 bahkan 2 jam diruang rapat."
"Ya mau gimana lagi vell, aku dipercaya jadi ketua, masa ngadain rapat mingguan aja aku ngga bisa datang tepat waktu."
Aku hanya menganggukkan kepala, membenarkan apa katanya.
"Ini belum ada apa-apanya, nanti ketika sudah mengahdapi dunia kerja yang harus tepat waktu, ya bakalan kaget kalau ngga terbiasa."

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal, usianya memang tiga tahun lebih tua dari teman sebayanya, mungkin itu adalah alasan kenapa dia lebih dewasa. Dua jam 15 menit mereka baru mulai berdatangan dan Kak Tirya langsung memimpin rapat.

Kamu
Kerasmu adalah candu
Loyalitasmu  menjadi keheranan
Sandangmu aksara elementer
Aku gamam,
bilamana afeksi itu mencagun
Tatkala kelimunan orang tak acap denganmu Kepadamu,
inilah ihwal nuraniku

Mencoret-coret notebook sudah menjadi hobiku, bukan hobi baru tapi baru kali aku ngebucin. Mimpi terakhir seperti menjadi hantu baruku, aku belum siap kehilangan Kak Tirya dalam mimpi-mimpiku.

disela-sela rapat...
"Sebagai ketua harusnya kamu bisa ngertiin kesibukan anggota-anggotamu" slah satu anggota BEM bagian Kemendagri angkat bicara.

"Tapi ini itu rapat penting, gimana kalau LPJ kita ditolak? Kamu mau, lulus ngga tepat waktu?" jawab tegas Kak Tirya
"Organisasi kita bukan organisasi semi SMA yang masih mementingkan jiwa korsa, berangkat satu harus berangkat semua. Kita mahasiswa, punya kesibukan masing-masing" Zulfa anggota BEM bagian Bendahara ikut bicara.
"Kalian pikir aku ngga sibuk? aku juga dari pagi udah ditunggu dosen pembimbing, belum lagi setelah ini harus ngajar anak bimbel" Ujar kak Tirya sambil berkaca-kaca.

"Cukup! Kita dibaiat untuk saling melengkapi agar bisa memenuhi program kerja dan tugas-tugas kita, bukan ajang pamer kesibukan masing-masing, sebulan lagi kita wisuda, 2 minggu lagi LPJ harus disetorkan. Ayolah, tinggalkan dulu kesibukan yang lain untuk sementara waktu, disini kita saling membutuhkan teman. " Sambil sesenggukan aku mengucap dan menatap semua anggota BEM yang hadir.

Menjadi bagian dari anggota BEM adalah sebuah kebanggan, mengingat banyaknya persaingan yang ketat ketika recruitment. Dua minggu kemudian LPJ pun berlangsung, setelah kejadian rapat yang memanas, ada banyak perubahan yang terjadi, anggota-anggota lebih disiplin dan lebih kompak, dan alkhamdulillah LPJ kami diterima oleh pihak kampus.

Aku berjalan menyusuri koridor kampus, kak Tirya memanggilku dari belakang.
"Vella.."
"Iya, kak Tirya dari mana?"
"Biasa, revisi"
"Ohh"
"Aku kemarin kerumahmu"
"Ko ngga bilang-bilang?"
"Sama temen-temen UKM?"
"Engga, sma orang tuaku"
Aku kaget bukan main, adakah hubungannya dengan semua mimpiku? dalam hati, aku hanya bisa menyemogakannya.

Oleh: Umami Nur Indah
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab